Selasa, 15 Juni 2010

kucing kampung



Tuhan, diriku seekor kucing kampung, berdiri sendiri di jendela dapur tukang pos paruh baya, memandang merpati abu-abu yg terbang menghinggapi pohon cemara di seberang pagar …
Terpesonaku melihat paras lembutnya… tak segan dia tersenyum dengan sekawanan tupai yg mengintip dari lubang pohon…. anggun
Saya menunggunya bergumam dg diri sendiri sambil memetik bijian di sekitar bunga-bunga setiap hari…
Inikah perasaan …Tuhan .
Namun setelah ku lihat kodrat mahluk sepertiku … itu hanya angan yg berujung mimpi. Melihat betapa kita di ciptakan dari sisi yg berbeda. …bahkan takdir yg berlainan pula…
Bila ku sekedar meminta … saya rasa itu permintaan yg terlalu artifisial atau bahkan naïf.
Berharapun aku terlalu takut … apalagi memiliki….
Saya hanya bodoh atau tak tau diri ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar